Wah ini seriusan loh, ini adalah pengalaman pertama kali nya saya menginjakkan kaki di sebuah pura. Mengenal seluk beluk pura, bahkan dikenalkan sedikit sejarah mengenai agama hindu. But, it doesn’t matter sih. By the way saya mau meluruskan kenapa ini menjadi kunjungan pertama saya selama ini, bukanlah karena masalah perbedaan agama, perbedaan ras atau apapun itu. Tapi baru dikasih kesempatan aja untuk mengunjungi dan bersilaturrahmi dengan agama lainnya. Walaupun saya sudah beberapa kali mengunjungi Bali, tapi tidak pernah ada kesempatan untuk masuk ke sebuah kawasan pura. Dan Alhamdulillah, saat berkunjung ke Lumajang bersama Famtrip Pesona Lumajang kemarin, saya diberi kesempatan sama Kementerian Pariwisata Indonesia untuk bisa mengenal lebih dekat saudara-saudara yang di pura, budaya serta cara ibadah mereka.
Pura Madhara Giri Semeru Agung menjadi destinasi yang saya dan tim kunjungi saat itu. Setelah menikmati hangatnya mentari pagi di Puncak B-29 Lumajang, kali ini kami mencoba mengenal lebih dekat salah satu pura yang tertua berdasarkan status agama hindu ini. Tidak afdhol rasanya jika Lumajang dikenalkan hanya wisata alam yang super indahnya saja, dan ini saatnya saya dan teman-teman lainnya berwisata religi sejenak untuk mengenal sejarah asal mula agama hindu di Pulau Jawa khususnya Lumajang. Wah ini menjadi salah satu pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Bisa berkenalan dengan Pak Edi, salah satu pengurus di pura ini. Dan diajak untuk masuk kedalam kawasan pura, dan mengenal sejarah dan bagian-bagian tempat beribadahnya.
For your information guys, pura ini berada di Desa Senduro, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Berada persis di lambung sebelah timurnya Gunung Semeru. Akses kesini sangat gampang karena berada di tepi jalan lintas. Awal pendirian Pura Mandara Giri Semeru berkaitan dengan upacara Nuur Tirta, yaitu upacara pengambilan air suci ke Patirtaan Watu Kelosot di kaki Gunung Semeru oleh umat Hindu dari Bali. Waah semakin tertarik saya mendengar cerita-cerita yang di paparkan oleh Pak Edi saat itu.
Ternyata untuk masuk ke bagian dalam pura, itu tidak boleh sembarangan orang. Terutama pantangan utuk wanita yang sedang mengalami menstruasi. Jadi selama itu masih diluar perkarangan, semua pengunjung boleh melihat-lihat dan mengetahui setiap bangunan tersebut. Berhubung, salah satu dari kami, Tante Terry ( @negerikitasendiri) sedang menstruasi, akhirnya TanteTerry menunggu kami diluar. **Sabar yak tant! Nih saya kasih foto-foto di dalam hehe.




Salah satu fakta yang membuat saya kaget karena saya baru tahu bahwasanya secara filosofinya ajaran Siwa Siddhanta ternyata di bawa dari Negara India dan untuk pertama kali disebarkan di Pulau Jawa. Setelah itu penyebarannya mulai masuk ke Bali. Dan mayoritas masyarakat Bali itu berasal dari Jawa. Makanya tidak heran kalau masyarakat Bali yang beragama hindu saat datang ke Pura Madhara Giri Semeru Agung ini seperti mengunjungi rumah para leluhurnya. Iya, karena menurut status dalam agama hindu, Pura Madhara Giri Semeru Agung adalah salah satu pura tertua para pemeluk hindu jika di bandingkan dengan pura-pura yang ada di Bali. Namun kalau dari segi bangunan, Pura Madhara Giri Semeru Agung baru diresmikan pada 3 Juli 1992. Makanya tidak heran, jika setiap upacara besar di Bali, air sucinya akan di ambil dari kawasan Pura Madhara Giri Semeru Agung ini.
Pada 8 Juli 2017 nanti, Pura Madhara Giri Semeru Agung akan ramai dikunjungi oleh para penganut hindu dari berbagai daerah termasuk Bali untuk merayakan Upacara Ulang Tahun Pura.
Hubungan antara Pura Madhara Giri Semeru Agung dengan Pura yang ada di Bromo adalah sama-sama dalam kawasan tengger, dan centralnya ada di Bromo. Namun untuk kawasan nusantara, Pura Madhara Giri Semeru Agung yang menjadi centralnya. Jika musim liburan seperti ini maka banyak pengunjung yang hadir dari Palembang, Lampung, Samarinda, Balikpapan, dan pastinya Bali.









Keren juga ya! Ternyata benar, Lumajang memiliki wisata religi yang patut loh kita kunjungi dan pelajari. Terbukti dengan adanya Pura Madhara Giri Semeru sebagai objek wisata religi yang memiliki arsitektur khas umat Hindu yang begitu kental menampilkan keagungan dan menambah keunikan Lumajang.
Dulu pernah masuk ke Pura ini pas gak jamnya ibadah sih. Suasananya begitu sakral, sepi penuh khidmat gt.
Dan kalau datang kemari serasa lagi di Bali
Iya setuju kak! Berasa kaya di Bali yaaahh… Kemarin itu datang pas sepi juga sih, tapi pas mobil markir, ada rombongan dari Bali yang baru kelar ibadah. Niatnya mau fotoin mereka, kan lumayan Humant Interest gitu. Udah lari-larian dari mobil, eh mereka pun udah mau masuk bis nya hahaa, sangat disayangkan.
Kalo liat foto-fotonya kayak nggak percaya tempatnya di Jawa Timur :O
Waaah thank you yaaa.. 🙏🏾🙏🏾🙏🏾
Dulu waktu masa2 kuliah pernah masuk pura tapi lagi gakda orang sepi lagu gakda kegiatan ibadah..kayak gimana gitu rasanya masuk…
Berapa kali seminggu beribadahnya orang hindu di pura?
Maaf mas, saya belum tau bagaimana sejatinya ibadah teman-teman beragama hindu 🙂 jadi saya belum bisa jawab berapa kali dalam seminggu nya
apakah ada hal yang tidak boleh di lakukan di sekitar pura ini?
Ada beberapa hal yang dilarang buat pengunjung, salah satu yang saya ingat “Tidak boleh memasuki wilayah tempat ibadahnya” seperti tempat tersendiri dan ada pagar gtu.