Menembus Dinginnya Pagi di Puncak B-29 Lumajang, Negeri di Atas Awan

“Mas Sendy !!! Ayoooooo .. itu langitnya cerah banget, milkyway nya supeeeer baguuuus banget mas” teriak saya ke Mas Sendy yang barusan turun dari ojek.

“Iyaaa ya bentar val, ini sumpah keren. Udah berapa kali gue kesini baru kali ini ada milkyway yang super bagus ini” balas Mas Sendy.

Ya seperti itulah keadaan pagi-pagi itu di parkiran Puncak B-29, saat saya baru turun dari ojek yang mengantarkan kami dari penginapan menuju parkiran. Jam 4 subuh saya sudah beranjak dari penginapan, melawan dinginnya suhu diluar saat itu. Lumajang memang tak terelakan lagi dinginnya. Jangankan untuk membasuh muka, menyentuh air aja rasanya enggan. Airnya berasa seperti es. Tapi harus bagaimana lagi, ini menjadi sebuah keharusan.

Semilir awan terlihat menutupi kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dan gumpalan asap itu berasal dari kawah Gunung Bromo.

Saya dan Mas Sendy semakin bergegas menuju Puncak B-29 karena kami berdua yakin sebentar lagi milkyway ini akan hilang. Tapi sebuah kewajiban juga bagi Mas Sendy untuk menunggu rekan-rekan lainnya yang masih bersiap-siap untuk trekking. Saya mencoba mengatur langkah untuk bisa sampai puncak duluan, namun karena saya tidak memegang penerang (dibaca : senter) otomatis dipertengahan jalan saya harus menunggu yang lain untuk bisa menuntun perjalanan nan gelap saat itu. Gelap dan menanjak. Alhasil saya dan Mas Sendy pun kembali ke ritme yang sama saat trekking.

Kami berdua mencari spot yang rada lapang, ini bertujuan untuk kami bisa leluasa membuka segala perkakasnya untuk memotret milkyway. Tripod sudah diposisikan, namun saat setting kamera agar bisa memotret long exposure, kami kehilangan apa yang harus kami tangkap. Yaaaahhhh.. sangat disayangkan begitu cepat rasanya milkyway itu melarikan diri dari kami. Belum sempat saya mengabadikan momen indah itu, dia sudah pergi tanpa jejak. Sakit!

Saya dan Mas Sendy setelah ditinggalkan oleh sang Milkyway

Menyerah? Bukan sebuah hal yang harus dilakukan saat itu. It’s mean I have to comeback and explore again. Tapi dikarenakan langit masih gelap, saya mencoba sibuk dengan perkakas saya sendiri untuk mengabadikan spot lainnya, sedangkan Mas Sendy sudah mengatur kamera nya untuk pengambilan mode timelapse yang mengarah ke Gunung Bromo dan kembarannya, Gunung Batok di ujung sebelah sana.

Puncak B-29 ini berlokasi di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Kawasan Puncak B-29 ini masih di dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Puncak  B-29 sangat dikenal sebagai “Negeri di Atas Awan”. Kenapa tidak? Kamu bisa membuktikannya sendiri dengan berkunjung langsung kesini dan menyaksikan betapa megahya awan-awan yang menyelimuti kawasan ini.

View dari sisi yang berbeda, terlihat sinar merona nya sang mentari
Awal-awalnya sih masih cool hehe
Trus tiba-tiba kedinginan hahaa sebelum suhu badan menyesuaikan dengan suhu disekitarnya haha

Seiring dengan dingin yang menyeruak ke dalam jaket saat itu, mulai terlihat sinar emas dari arah timur. Mas Sendy masih sibuk dengan timelapse nya sedangkan saya ditemanin sama Mas Luki yang senantiasa dengan baiknya membantu saya untuk proses pengambilan gambar.  Terimakasih Mas Luki!. By the way, dikarenakan dari kemarin pagi saat Saya, Mas Sendy, Mas Luki dan teman-teman lainnya berkunjung ke Perkebunan Teh Gucialit, mereka sudah memaksa saya untuk foto telanjang dada.  Namun saat itu saya menolaknya dan memberikan janji untuk melakukannya di Puncak B-29. Akhirnya janji itu saya tepati, saya sudah tidak menghiraukan suhu dingin saat itu. Saya mencoba untuk melepas 2 buah jaket dan 1 kaos yang menyelimuti badan kerempeng ini. Dan mulai berpose melawan rasa dingin yang menurut saya lama-kelamaan sudah bisa menyesuaikan dengan suhu tubuh.

Saya dan Tante Terry @NegeriKitaSendiri lagi berpose
Kenapa tangan saya melipat seperti itu ya? Kedinginan po?
Mas yang pake helm biru ngapain ya?
View terkeren pagi itu 🙂 Saat Mentari menyinari setiap permukaan disini

Bukan hanya Mas Luki yang saya repotkan saat itu, Tante Terry dan Mba Nina pun ikut-ikutan ngurusin pakaian saya yang berceceran sana-sini. Mau tau keseruannya? Liat foto ini deh! Tapi jangan percaya ya, ini semua hanya sebuah settingan belaka. Hehehe.

Tante Terry (@NegeriKitaSendiri yang serius banget ngurusin wardrobe
Mba Nina sang pengarah gaya

Dari sekian puluh bahkan ratusan orang disana, hanya saya yang bertelanjang dada. Hal ini juga sangat mendukung konten untuk feed di instagram tentunya. Selain tingkah saya yang unik dan menjadi pusat perhatian saat itu, ternyata nama Puncak B-29 sendiri menyimpan keunikan. Puncak Gunung B29 menggunakan Huruf dan Angka 29, penamaan ini alami dan tidak diada-adakan. Bahkan menurut penduduk di sekitar, Wisata Puncak Gunung B29 ini disebut “Gunung Songo Likur” yang artinya Dua Puluh Sembilan. Selain itu, kabarnya ketinggian puncak yang saya injaki saat ini adalah kurang lebih 2900 Mdpl.

Spot saat mau balik yang saya temukan.
Pada saat trekking naik, karena masih gelap jadi spot ini ketutupan sama yang lain.
Ahaay ada yang ikut-ikutan telanjang dada haha
Setelah beberapa jam telanjang dada, pake baju dan jaket lagi boss biar anget haha
Situasi saat sudah mau berberes balik ke penginapan
Puncak B-29 juga sangat cocok dijadikan untuk tempat camping looh
Ini namanya Bunga Sri Rejeki
Bapak ini menawarkan Bunga Edelweis dan Bunga Sri Rejeki nya kepada saya seharga Rp 10.000,- per ikat, namun saya memilih untuk tidak membeli karena saya tau kalau jenis bunga ini tidak untuk di perjual-belikan
Bunga Edelweis yang harusnya di lindungi
Spot terakhir sebelum kembali ke penginapan hehe

Pemandangan di Puncak B-29 ini sungguh super cantik banget. Dari atas sini saya  bisa melihat awan menari-nari tepat berada di bawah pandangan mata. Gugusan gunung yang berjejer rapi seperti Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Batok, bahkan Pasir Berbisik, Padang Savana dan Cemoro Lawang seolah-olah sudah menjelaskan bahwa saya sedang berada di Negeri Diatas Awan.

Sepanjang rute perjalanan dari Puncak B-29 menuju penginapan, saya disuguhi pemandangan khas pedesaan. Perkebunan sayur milik warga seperti kentang, wortel dan kol, cabe dan lain lain. Selain itu saya juga menemui kontur tanah yang berjalan miring mengikuti bentuk perbukitan. Saya jamin dan yakin, pemandangan seperti ini menjadi daya tarik bagi pengunjung untuk menuju Puncak B-29 Lumajang.

Iya ini masih tentang cerita perjalanan saya mengunjungi Lumajang bersama para travel blogger dan Kementerian Pariwisata Indonesia. Jika berkenan, silahkan cek hastag di social media #PesonaLumajang untuk melihat semua update-an foto maupun video ya! Thank you.

47 Comments on “Menembus Dinginnya Pagi di Puncak B-29 Lumajang, Negeri di Atas Awan”

  1. Pokok nya Ini kereeeen , semoga tembus nih 20 jt wisatawan pas liat ini yang keren gak ada duanyaa!!😍💗

  2. ngerti gak sih val, gue kicep pas mas2 samping gue tuh ngikut buka baju, racuuun luuuh bikin orang masuk angin, wakakkaka. Tapi kerennn

    1. Mobil hanya sampai batas penginapan, dibawah banget. Jadi untuk nyampe ke parkiran atas harus sama motor. Bisa sewa ojek disana. Kalau ojek tarifnya kisaran 75-100rb untuk PP. perjalanan kisaran 15-20 menit. Abis itu trekking ke puncak hanya kisaran 10-15 menit.

      1. Mayoritas pelancong di sana banyak menggunakan ojek atw jalan kaki bang dari bawah sampe parkiran atas?

        Jam brp yang pas dari parkiran bawah untuk naik ke puncak

  3. Kerennnn banget ka foto fotonyaa, bikin pengen kesana ajaaaa. Di share juga dong ka akses menuju kesana nya or tempat tempat selanjutnya yg dikunjungi. Hehehe
    Just saran sih, btw aku ngefans sama foto fotonya ka. Wish semoga bisa nanjak gunung barengan. #ngarep hahahaha

    1. Waah thank you ya saran nya! Next aku tambahin ya how to get there nya.. btw thank you ya udah suka🙏🏾 semoga menginspirasi perjalanan kamu selanjutnya. And semoga kita bisa ngetrip bareng yaaaa 🙏🏾

  4. yuhuuuu ka ivaal,
    selaluu suka sm pose pose nya kak ival di tambah dengan view yang keren banget,, aku ke lumajang baru ke air terjun tumpak sewu aja, ke B-29 belum, huhuu..

      1. iyaa kak aku udah ke tumpak sewu, daaaaaan air terjunnya bagus banget !! hahaa oke siap siap.. sambil kerja di selipin baca baca artikelnya kak ival hahah..
        pengen bisa ketemu sm kak ival , sering sering live instagram ya kak !

  5. Supeeeeer bgt ke B29 pake adegan telanjang dada. Dinginnya pol, luar biasa. Salut, hihi. Btw Ival dr Bdg ke Lumajang kalau mau gampang, naik kereta ajah. Tiket promo banyak di priceza.co.id. Tapi pilih jurusan banyuwangi, masih oper sih emang

  6. Dulu saya kesini sebelum B-29 dikelola oleh pemerintah daerah setempat. Jadi masih sepii banget dan akses jalannya lumayan sulit. Tapi tetep, pemandangan sunrise dari tempat ini juara!

  7. swag dah artikelnaa 😍😄
    ka Rival bantu share info penginapan terdekat dong (klo bisa sma pricenya) hehehe sukses ya kak hobi keren yg satu ini 💪 inspiring me a lot dah pkoknya.

  8. menggilas memang keindahan alam yang ada di indonesia,
    GUNUNG, HUTAN dan LAUTAN menjadi sebuah destinasi spot yang dicari cari. masih banyk spot nan indah yang ada di indonesia yang blom diketahui oleh mata para penduduk indonesia, kenapa TNI mengadakan ekspedisi tiap tahunya karena mencari tahu polosok polosok negri ini yang indah yang blum terjamak oleh tangan tangan manusia yang kotor.
    tank you bang rival dengan keseruan yang lo bikin, gw tunggu tulisan lo bang dengan keindahan alam yang ada di indonesia.

Leave a Reply to Harival Zayuka Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *